Jumat, 10 Januari 2014

Model Proses Pengembangan Perangkat Lunak Menggunakan Reused Based Develoment

MAKALAH
REKAYASA PERANGKAT LUNAK
”Model Proses Pengembangan Perangkat Lunak Menggunakan Reused Based Develoment”
Di ajukan Guna Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliyah RPL











Di Susun Oleh:
1. Budi cahya
                                                        2. Ibnu Solakh
                                                        3. Sukarno
                                                        4. M. kholid
                                                        5. Dwiki Ramadhani
                                                        6. Meli Widadah


TEKNIK INFORMATIKA
 D1,D2,E1
SEMESTER IV
Dosen Pengajar: Ade Irma PS., M.Kom.


STMIK IKMI CIREBON
Jalan Perjuangan 10 B Majasem Telp. 0231-490480,490481
Cirebon
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
       1.0 Latar Belekang........................................................................................... 1
       1.1 Tujuan Makalah......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
       2.0 Model Rekayasa Perangkat Lunak............................................................. 2
       2.1 Tahap-tahap Rekayasa Perangkat Lunak................................................... 12
       2.2 Model Proses Pengembangan Perangkat Lunak Menggunakan Reused
             Based Develoment .................................................................................... 20
BAB III PENUTUP
       3.0 Kesimpulan............................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 27













i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjat kan kehadirat Allah SWT yang telah memberkan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul ”Model Proses Pengembangan Perangkat Lunak Menggunakan Reused Based Develoment”

Makalah ini berisikan tentang informasi PengertianModel Proses Pengembangan Perangkat Lunak Menggunakan Reused Based
Develoment” atau yang lebih khususnya membahas tentang Perangkat Lunak Menggunakan Reused Based Develoment”

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauhdari sempurna, olehkarena itu kritikdan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalahini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dar iawal sampai akhir .Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usah akita.Amin.

Cirebon, 24 November 2012


                                                                                                                                                                                                                                                                    Penyusun









ii
BAB I
 PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Dalam dunia teknologi sekarang pengembangan dalam bidang informatikan telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dengan perkembangan ini, dalam bidang informatika tidak hanya menghasilkan hanya dalam pengembangan program perangkat lunak saja, melainkan pengambangan dalam bidang suatu permodelan yang bersifat komplek.
Dalam pembuatan sebuah perangkat lunak yang haruslah memiliki Teknik analisa kebutuhan dan teknim permodelan yang baik, supaya terwujudnya suatu perangkat lunak yang baik. Dengan hal tersebut maka perlulah suatu pengenalan mengenai permodelan dalam suatu pembangunan suatu Perangkat Lunak (Software). Terdapat banyak permodelan mengenai pembangunan suatu Perangkat lunak seperti PENGEMBANGAN MODEL PROSES PRANGKAT LUNAK DAN Model proses pengembangan perangkat lunak menggunakan model Reused Based Development..
Berdasarkan tugas yang kami peroleh, kami hanya membatasi penjelasan mengenai PENGEMBANGAN MODEL PRO\SES PRANGKAT LUNAK permodelan ini, hanya membahas penjelasan Model proses pengembangan perangkat lunak menggunakan model Reused Based Development.

1.2 Tujuan Makalah
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :
a. Untuk memenuhi tugas makalah dari mata kuliah Rekayasa Perangkat Lunak Model proses pengembangan perangkat lunak menggunakan model Reused Based Development.
semester 4.
b. Memahami lebih mendalam akan konsep Model proses pengembangan perangkat lunak menggunakan model Reused Based Development.
c. Memahami lebih mendalam akan konsep analisa dan pemodelan pada Model proses pengembangan perangkat lunak menggunakan model Reused Based Development.




1
BAB II
PEMBAHASAN

2.0  Model Rekayasa Perangkat Lunak

Pada rekayasa perangkat lunak, banyak model yang telah dikembangkan untuk membantu proses pengembangan perangkat lunak.  Model-model ini pada umumnya
mengacu pada model proses  pengembangan  sistem yang disebut System Development Life Cycle (SDLC) seperti terlihat pada Gambar 10.

                                        Gambar 10 Sistem Development Life Cycle






Setiap  model  yang  dikembangkan   mempunyai  karakteristik   sendiri- sendiri.
Namun secara umum ada persamaan dari model-model ini, yaitu:

§  Kebutuhan terhadap definisi masalah yang jelas.  Input utama dari setiap model pengembangan perangkat lunak adalah pendefinisian masalah yang jelas.  Semakin jelas akan semakin baik karena akan memudahkan dalam penyelesaian  masalah. Oleh  karena  itu  pemahaman  masalah  seperti dijelaskan   pada   Bab   1,   merupakan   bagian   penting   dari   model pengembangan perangkat lunak.

2
§   
§  Tahapan-tahapan  pengembangan  yang  teratur.    Meskipun  model-model pengembangan perangkat lunak memiliki pola yang berbeda-beda, biasanya model-model tersebut mengikuti pola umum analysis – design – coding – testing - maintenance.
§  Stakeholder   berperan   sangat   penting   dalam   keseluruhan   tahapan pengembangan.  Stakeholder dalam rekayasa perangkat lunak dapat berupa pengguna pemilik, pengembang, pemrogram dan orang-orang yang terlibat dalam rekayasa perangkat lunak tersebut.

§  Dokumentasi  merupakan  bagian  penting  dari  pengembangan  perangka lunak.    Masing-masing  tahapan  dalam  model  biasanya  menghasilkan sejumlah tulisan, diagram, gambar atau bentuk-bentuk lain yang harus didokumentasi dan merupakan bagian tak terpisahkan dari perangkat lunak yang dihasilkan.

§  Keluaran  dari  proses  pengembangan  perangkat  lunak  harus  bernilah ekonomis.   Nilai dari sebuah perangkat lunak  sebenarnya agak susah di- rupiah-kan Namun  efek dari penggunaan perangkat lunak  yang telah dikembangkan haruslah memberi nilai tambah bagi organisasi.  Hal ini dapat berupa  penurunan  biaya  operasi,   efisiensi  penggunaan   sumberdaya, peningkatan keuntungan organisasi,  peningkatan “image” organisasi dan lain-lain

Ada banyak  model pengembangan  perangkat lunak, antara lain 
The Waterfall Model, Joint Application Development (JAD), Information Engineering (IE), Rapid Application Development (RAD),  Prototyping, Unified Process (UP), Structural Analysis and Design (SAD) d Framework for the Application of System thinking (FAST)   The  Waterfall  Model,  Prototyping,    Unified Process (UP).








3
1.  The waterfall model

Model siklus hidup (life cycle model) adalah model utama dan dasar dari banyak
model.  Salah satu model yang cukup dikenal dalam  dunia rekayasa perangkat lunak adalah The Waterfall Model.  Ada 5 tahapan utama dalam The Waterfall Model seperti terlihat pada Gambar 2.3.  di sebut Waterfall ( berarti Air Terjun) memang diagram tahapan prosesnya mirip dengan air terjun yang bertingkat. Tahapan-tahapan dalam The Waterfall Model secara ringkas adalah sebagai berikut :
a)      Tahap  investigasi  dilakukan  untuk  menentukan  apakah  terjadi  suatu masalah atau adakah peluang suatu sistem informasi dikembangkan.  Pada tahapan  ini  studi  kelayakan  perlu  dilakukan  untuk  menentukan  apakah sistem informasi yang akan dikembangkan merupakan solusi yang layak
b)      Tahap analisis bertujuan untuk mencari kebutuhan pengguna dan organisasi serta menganalisa kondisi yang ada (sebelum diterapkan  sistem informasi yang baru).


c)      Tahap  disain  bertujuan   menentukan  spesifikasi   detil  dari  komponen- komponen  sistem informasi  (manusia,  hardware, software,  network dan data) dan produk-produk informasi yang sesuai dengan hasil tahap analisis.
d)       Tahap   implementasi   merupakan   tahapan   untuk   mendapatkan   atau mengembangkan    hardware    dan    software    (pengkodean    program), melakukan pengujian, pelatihan dan perpindahan ke sistem baru.
e)      Tahapan perawatan (maintenance) dilakukan ketika sistem informasi sudah dioperasikan. Pada tahapan ini dilakukan monitoring proses, evaluasi dan perubahan (perbaikan) bila diperlukan.











4
Gambar 11 The Waterfall Model
  














5

2.  Prototyping model

Prototyping adalah salah satu pendekatan dalam rekayasa perangkat lunak yang secara langsung mendemonstrasikan bagaimana sebuah perangkat lunak   atau   komponen-komponen   perangkat   lunak   akan   bekerja   dalam lingkungannya sebelum tahapan konstruksi aktual dilakukan (Howard, 1997). Prototyping model dapat diklasifikasikan  menjadi  beberapa  tipe seperti terlihat pada gambar 12


Gambar 12.  Klasifikasi prototyping model (Harris, 2003)






  • Reusable prototype :
       Prototype yang akan ditransformasikan menjadi produk final.

  • Throwaway prototype :
       Prototype yang akan dibuang begitu selesai menjalankan maksudnya.

  • Input/output prototype :
      Prototype yang terbatas pada antar muka pengguna (user interface).



6


  • Processing prototype :
            Prototype  yang  meliputi  perawatan  file  dasar  dan  proses-proses transaksi.

  • System prototype :
            Prototype yang berupa model lengkap dari perangkat lunak.

Tahap-tahap dalam prototyping boleh dikata merupakan tahap-tahap yang dipercepat.    Strategi utama dalam  prototyping adalah kerjakan yang mudah terlebih dahulu dan sampaikan hasil kepada pengguna sesegera mungkin.  Harris (2003) membagi prototyping dalam enam tahapan seperti terlihat pada gambar 13.

Tahapan-tahapan secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:

  • Identifikasi kandidat prototyping.  Kandidat dalam kasus ini meliputi  user interface (menu, dialog, input dan output), file-file transaksi utama, dan fungsi-fungsi pemrosesan sederhana.
  • Rancang  bangun  prototype  dengan  bantuan  software   seperti   word processor,  spreadsheet,  database,  pengolah  grafik,  dan  software  CASE
            (Computer-Aided System Engineering).
  • Uji prototype untuk memastikan prototype dapat dengan mudah dijalankan untuk tujuan demonstrasi.
  • Siapkan  prototype USD (User’s System  Diagram) untuk mengidentifikasi bagian-bagian dari perangkat lunak yang di-prototype-kan.
  • Evaluasi dengan pengguna untuk mengevaluasi  prototype dan  melakukan perubahan jika diperlukan.
  • Transformasikan prototype menjadi perangkat lunak yang beroperasi penuh dengan   melakukan   penghilangan   kode-kode   yang   tidak   dibutuhkan, penambahan program-program yang  memang dibutuhkan dan perbaikan dan pengujian perangkat lunak secara berulang.



7






Gambar 13.  Tahapan-tahapan prototyping model (Harris, 2003)







8


3. Unified Proces dan Unified Modeling Languange
Unified  Process  (UP)  atau  kadang  disebut  sebagai  Unified  Software Development  Process  (USDP)  adalah  kerangka  proses  pengembangan  yang bersifat use-case-driven, berpusat pada arsitektur perangkat lunak, interatif dan tumbuh-kembang (Alhir,  2005).
 Kerangka pengembangan ini termasuk baru dalam metodologi pengembangan perangkat lunak.  UP dapat diaplikasikan pada berbagai skala proyek, mulai dari skala kecil sampai dengan skala besar.

Daur hidup UP secara umum akan tampak seperti pada bagan di Gambar
 Bagan ini biasa disebut sebagai “hump chart”.  Pada bagan ini terlihat ada empat tahap peengembangan yaitu inception, elaboration, construction, dan transition Selain itu tampak pula sejumlah aktifitas yang harus dilakukan sepanjang pengembangan perangkat lunak, yaitu business, modeling, requirements, analisys and design. Impelemntasi, test. Tahap dan aktifitas tersebut akan dilakukan secara iteratiff ( Ambler, 2005).



                                            Gambar 14 RUP Life Cycle (Ambler, 2005)

9


     Penjelasan singkat untuk empat tahapan dalam   UP adalah sebagai berikut :

§  Inception tahapan ini merupakan tahapan paling awal dimana aktivitas
penilaian terhadap    sebuah   proyek   perangkat   lunak   dilakukan. Tujuannya adalah  untuk  mendapatkan  kesepakatan  dari  stakeholder sehubungan dengan tujuan dan dana proyek..
§  Elaboration.  Tujuan dari tahap ini adalah untuk mendapatkan gambaran
 umum kebutuhan, persyaratan dan fungsi-fungsi utama perangkat lunak. Hal ini penting untuk mengetahui secara lebih baik resiko-resiko proyek, baik meliputi resiko  arsitektur perangkat lunak, perencanaan, maupun implementasi.  Pada tahap ini telah dimulai rancang bangun perangkat lunak   secara   iterative  melalui   aktivitas-aktivitas   seperti   business modeling, requirements, analysis dan design meskipun baru pada tahap awal.

§  Construction.    Tujuan dari tahapan ini adalah membangun perangkat lunak sampai dengan saat perangkat  lunak tersebut siap digunakan. Titik  berat tahapan  ini  adalah  pada  penentuan  tingkat  prioritas kebutuhan / persyaratan, melengkapi spesifikasinya, analisis lebih dalam, disain solusi yang  memenuhi  kebutuhan dan persyaratan, pengkodean dan  pengujian  perangkat  lunak.    Jika  dimungkinkan  versi  awal  dari perangkat  lunak  diuji  cobakan  untuk  mendapatkan  masukan  dari pengguna.
§  Transition.     Tahap  ini  difokuskan  pada  bagaimana  menyampaikan perangkat lunak yang sudah jadi pada pengguna.  Perangkat lunak akan secara resmi diuji oleh baik oleh penguji (tester) yang kompeten maupun oleh pengguna. Beberapa aktivitas seperti pemindahan pusat data dan pelatihan pengguna dan staf pendukung harus dilakukan pada tahap ini.








10
Dalam pengembangan perangkat lunak dengan menggunakan  UP, maka
tidak  lepas  dari  penggunaan  notasi-notasi  yang  biasa  disebut  sebagai  UML         ( Unifie Modeling Languange) Meskipun  UP   mensyaratkan   penggunaan    UML,
namun UML sendiri dapat digunakan pada berbagai metodologi yang lain  bahkan dapat digunakan pada   bidang selain  sistem   informasi.  UML      adalah  bahan pemodelan   standar  atau  kumpulan   teknik-teknik  pemodelan  untuk  men- spesifikasi, mem-visualisasi,  meng-konstruksi dan mendokumentasi hasil kerja dalam  pengembangan  perangkat  lunak  (Fowler,  2004).    UML  lahir  dari penggabungan  banyak  bahasa  pemodelan  grafis  berorientasi  obyek  yang berkembang pesat pada akhir tahun 1980an dan awal 1990an.

Secara sederhana  UML digunakan untuk menggambar sketsa  sistem. Pengembang menggunakan  UML  untuk  menyampaikan  beberapa  aspek  dari sebuah perangkat lunak  melalui notasi grafis.   UML mendefinisikan notasi dan semantik.   Notasi merupakan sekumpulan bentuk khusus yang memiliki makna tertentu untuk
menggambarkan berbagai diagram piranti lunak  dan semantik mendefinisikan bagaimana bentuk-bentuk tersebut dapat dikombinasikan.  Ada beberapa jenis diagram yang disediakan dalam UML, antara lain adalah:

  • Use-case diagram.  Diagram ini berguna untuk menggambarkan interaksi antara pengguna dengan sebuah perangkat lunak
  • Activity diagram.  Diagram ini berguna untuk menggambarkan prosedur prosedur perilaku perangkat lunak.
  • Class diagram.  Diagram ini berguna untuk menggambarkan class, fitur, dan hubungan-hubungan  yang terjadi.  Pada diagram ini pendekatan berorientasi obyek memegang peranan yang sangat penting.
  • Sequence  diagram.    Diagram  ini  berguna  untuk  menggambarkan interaksi antar  obyek  dengan  penekanan  pada  urutan  proses  atau kejadian.
  • State machine diagram.   Diagram ini digunakan untuk menggambarkan  bagaimana suatu kejadian mengubah obyek selama masa hidup obyek tersebut.
  •  Component  diagram.    Diagram  ini  berguna  untuk  menggambarkan struktur dan koneksi komponen.





11


2.1  Tahap-tahap Rekayasa Perangkat Lunak

Seperti  telah  disebutkan,  meskipun  dalam  pendekatan  berbeda-beda, namun  model-model  di  atas  memiliki  kesamaan,  yaitu  menggunakan  pola tahapa analysis – design – coding(construction) – testing – maintenance.

.1.  Analisis
Analisis   sistem   adalah  sebuah  teknik  pemecahan  masalah  yang menguraikan
sebuah sistem menjadi komponen-komponennya  dengan tujuan mempelajari   seberapa   bagus   komponen-komponen   tersebut   bekerja   dan berinteraksi untuk meraih tujuan mereka.
Analisis mungkin adalah bagian terpenting dari proses rekayasa perangkat lunak.    Karena  semua  proses  lanjutan  akan  sangat  bergantung  pada  baik tidaknya hasil analisis.  Tahapan-tahapan dalam analisis rekayasa perangkat lunak secara ringkas dapat dilihat pada Gambar 15.



Ada satu bagian penting yang biasanya   dilakukan  dalam   tahapan  analisis yaitu
Pemodelan  proses   bisnis.   Model   proses   adalah    model yang memfokuskan pada seluruh proses di dalam  sistem  yang mentransformasikan data menjadi informasi (Harris, 2003).  Model proses juga menunjukkan aliran data yang masuk dan keluaran pada suatu proses.  Biasanya model ini digambarkan dalam bentu Diagram Arus Data  (Data Flow Diagram / DFD).  DFD meyajikan gambaran apa yang manusia, proses  dan prosedur lakukan untuk mentransformasi data menjadi informasi.











12

       Gambar  15  Tahapan dan aktifitas dalam analisis.









14




Umumnya ada empat notasi yang  sering digunakan dalam DFD seperti tampak Gambar

External Entity
External Entity melambangkan sumber daya ( dari mana data berasa) atau Penerima Informasi ( Tujuan ahir dari data) Contoh external Entity antara lain konsumen yang memesan suatu produk, manajer yang mengevaluasi laporan penjualan mingguan, dan lain-lain.
   Process
Proses adalah serangkaian langkah yang dilakukan untuk memanipulasi data, misalnya pengumpulan, pengurutan, pemilihan, pelaporan, peringkasan,analisis, dan lain-lain.
Data Store
Data Store adalah untuk menyimpan data untuk digunakan kemudian. Nama yang ada pada data store iniMerupakan Abstraksidari data yang di simpan. Namun detil etim data apa saja yang ada, bagaimana cara akses, atau bagaimana mengorganisasinya tidak dijelaskan dalam notasi ini
Data Flow
Data Flow menunjukkan aliran data dari suatu tempat ke tempat lain. Perpindahan data ini dapat dari external entity ke proses ke data store. Dalam penggambaranya setiap data flow harus diberi lebel yang menunjukkan data apa yang mengalir.

                                                 Gambar  16 Notasi pada DFD

     Dalam pembuatan DFD ada beberapa  tahapan yang dilakukan secara berurutan 
      Gambar 17 menunjukkan urutan tahapan tersebut










15

                                               Gambar 17 tahapan  pembuatan   DFD























16


Context   diagram   adalah   DFD   ruang   lingkup   dari   sistem   yang menunjukkan  batas-batas  sistem,  external  entitiy  yang  berinteraksi  dengan sistem dan aliran data utama antara  external entity dengan sistem.   Context diagram  menggambarkan keseluruhan  sistem  dalam  suatu  proses  tunggal. Gambar 2.10 menunjukkansebuah  contoh context diagram.


Gambar 18  Context diagram sistem pemesanan makanan (Hoffer et al.,2002).


Selanjutnya adalah merinci kontek diagram tersebut ke DFD level 0. DFD Level 0 adalah DFD yang mempresentasikan proses-proses, data flow dan data storage utama dalam sistem. DFD level 0 ini akan digunakan sebagai dasar untuk membangun DFD yang level bawahnya (level1, 2, 3, ....dst). Di bawah 19  ini gambar DFD level 0











17


                           Gambar 19 DFD level 0













19
2.2  Reuse-based development

1. Berdasarkan pada pendekatan pakai-ulang yang sistematik dimana sistem dintegrasikan dari
komponen-komponen yang telah tersedia atau disebut COTS (Commercial-off-the-shelf) systems.
2. Tahapan proses :
Component analysis
Requirements modification
System design with reuse
Development and integration
3. Pendekatan ini menjadi sangat penting namun kajian dan pengalaman masih sangat terbatas.
 






Iterasi proses :
1. Dalam suatu project system requirements SELALU mengalami perubahan, itulah sebabnya iterasi
proses pada tahapan awal yang selalu dikerjakan berulang-ulang menjadi bagian dari proses pada
sistem yang lebih besar
2. Iterasi dapat di aplikasikan pada model proses generik manapun
3. Terdapat 2 pendekatan :
a. Incremental development
b. Spiral development
A. Incremental development
1. Bukan sekedar menghantarkan sistem sebagai “single delivery”, development dan delivery dipecah
menjadi beberapa tahapan dimana tiap tahap akan men-deliver bagian dari kebutuhan fungsionalitas
system
20
2. Kenutuhan User diberi urutan prioritas dan kebutuhan dengan prioritas tertinggi akan disertakan pada
pengembangan awal.
3. Ketika pengembangan pada suatu tahapan dimulai, maka kebutuhan akan di bekukan, walaupun
kebutuhan untuk tahapan berikutnya dapat melanjutkan untuk berubah








Keuntungan menggunakan pendekatan Incremental development :
1. Kebutuhan klien dapat dikirimkan di tiap-tiap increment sehingga sistem akan tersedia lebih awal
2. increment awal bertindak sebagai prototype untuk membantu menentukan kebutuhan untuk increment
selanjutnya
3. Resiko yang lebih rendah terjadinya kesalahan projek secara keseluruhan
4. Layanan sistem dengan prioritas tertinggi yang akan paling di uji
B. Spiral development
1. Proses direpresentasikan sebagai spiral bukan aktifitas berurutan dengan backtracking
2. setiap loop/perulangan dalam spiral merepresentasikan sebuah tahapan dalam suatu proses.
3. Tidak terdapat tahapan yang tetap seperti spesifikasi atau desain, perulangan-perulangan (loops) dalam
spiral dipilih bergantung pada apa yang dibutuhkan







21
4. Secara eksplisit resiko dikenali dan diselesaikan selama proses berlangsung
Spiral development terbagi menjadi 4 sektor :
1. Objective setting, menentukan tujuan untuk phase yang diidentifikasi
2. Risk assessment and reduction, resiko dikenali dan aktifitas dilakukan untuk mengurangi sejumlah
resiko
3. Development and validation, model pengembangan sistem ditentukan yang memungkinkan penggunaan
berbagai model secara umum
4. Planning, projek ditinjau ulang dan tahapan berikutnya dari spiral direncanakan
Software Specification
Spesifikasi software adalah suatu proses yang bertujuan untuk menentukan layanan-layanan apa yang
dibutuhkan dari sebuah sistem dan batasan pada tahapan pengoperasian dan pengembangan sistem Aktivitas
ini biasa disebut perencanaan kebutuhan-kebutuhan (requirements engineering), yang merupakan tahapan kritis
dari proses pembuatan software, karena kesalahan pada tahap ini akan berpengaruh/ menjadi masalah dalam
desain dan implementasi sistem. Proses perencanaan kebutuhan-kebutuhan (requirements engineering) dibagi
menjadi empat tahap utama.



22
1. Feasibility study (Studi kelayakan), sebuah perkiraan/tafsiran ditetapkan untuk menetapkan apakah
kebutuhan user yang diidentifikasikan telah terpenuhi oleh teknologi software dan hardware saat ini.
Studi ini akan menetapkan apakah sistem yang akan dibuat akan efektif secara biaya dan dapat
dibangun dengan batasan biaya yang ada. Studi kemungkinan ini harus relatif murah dan cepat.
Hasilnya harus melaporkan keputusan apakah akan dilanjutkan dengan analisis yang lebih detail.
2. Requirements elicitation and analysis (Pembentukan kebutuhan dan analisis), merupakan proses untuk
mendapatkan kebutuhan-kebutuhan sistem melalui observasi dari sistem yang ada, diskusi bersama
pengguna potensial dan analisis tugas. Dapat meliputi pembentukan satu atau lebih model sistem dan
prototype yang berbeda. Hal ini membantu analis untuk mengerti sistem yang dispesifikasikan.
3. Requirements specification (Spesifikasi kebutuhan), merupakan aktifitas penerjemahan informasi yang
didapat selama aktifitas analisis kedalam dokumen yang mendefinisikan kumpulan kebutuhan. Terdapat
2 tipe kebutuhan, yaitu : (1) Kebutuhan pengguna, yang merupakan pernyataan abstrak dari kebutuhan
sistem untuk costumer dan end user, (2) Kebutuhan sistem, merupakan deskripsi yang lebih detail dari
fungsi-fungsi yang harus disediakan.
4. Requirements validation (Validasi kebutuhan), merupakan aktifitas yang memeriksa kebutuhan untuk
direalisasikan, konsisten dan lengkap. Selama proses ini kesalahan dalam dokumen kebutuhan dapat
terjadi, dan selanjutnya diubah untuk perbaikan.









23

      
Software Implementation and Design
Tahapan implementasi dari pembuatan software merupakan proses mengkonversi spesifikasi sistem
kedalam executable sistem. Meliputi proses-proses dari desain dan pemrograman software, tetapi jika
digunakan pendekatan evolutionary, menyertakan perbaikan dari spesifikasi software.
Desain Software, yaitu proses mendesain struktur software yang mengacu pada dokumen spesifikasi.
Implementasi adalah menterjemahkan struktur yang telah didapat kedalam executable program. Aktifitas desain dan implementasi sangatlah berdekatan dan kadang saling tumpang tindih.










24



Metode-metode desain :
Metode desain yaitu pendekatan sistematik dalam pengembangan desain software. Hasil desain biasanya
didokumentasikan dalam bentuk model grafikal. Model-model yang dapat digunakan diantaranya :
1. Data-flow model
2. Entity-relation-attribute model
3. Structural model
4. Object models
Software Evolution
Pada dasarnya software bersifat flexible dan dapat dirubah, seiring dengan perubahan kebutuhan dan
perubahan kondisi bisnis. Dengan pengembangan dan pemeliharaan yang terus meningkat, maka hanya akan terdapat sedikit sistem yang benar-benar baru.











25
BAB III
PENUTUP

3.0 Kesimpulan

            Model proses secara umum :
1. The waterfall model, memisahkan dan membedakan tahapan-tahapan spesifikasi dan
pengembangan.
2. Evolutionary development, specifikasi dan pengembangan saling berselakan
3. Formal systems development, model sistem matematika yang secara formal diubah untuk di implementasikan
4. Reuse-based development, sistem dibangun dengan menggunakan komponen-komponen yang sudah ada















26
DAFTAR PUSTAKA
www. Model Proses Pengembangan Perangkat Lunak Menggunakan Reused Based Develoment.COM

































27

1 komentar: